Upaya Wartawan Mendatangi Kediaman Orang Tua Haris
BestieIndonesiaNews.id, Lampung Timur - Sebuah percakapan dalam bahasa Jawa antara seorang laki-laki dan perempuan yang diduga merupakan ibu dari admin Sistem Informasi Pencalonan (Silon) sempat viral di media sosial.
Menyusul kehebohan ini, wartawan BestieIndonesiaNews.id mendatangi sebuah rumah di Desa Braja Harjosari, yang dikabarkan terkait dengan percakapan tersebut.
Rumah bercat hijau muda milik Masrur dan Muflihah yang merupakan orangtua Haris itu tampak sebuah mobil warna putih terpakir meskipun pintunya tertutup rapat pada Sabtu, 7 September 2024.
Warga sekitar mengatakan bahwa penghuni rumah sempat tidak terlihat selama beberapa hari, namun pagi ini mereka terlihat sudah berada di rumah.
"Ada kok mas, di belakang paling," kata salah seorang warga yang tidak mau disebutkan namanya.
Wartawan BestieIndonesiaNews.id mencoba mengetuk pintu dan mengucapkan salam, namun meskipun terdengar langkah kaki dari dalam rumah, pintu tetap tidak kunjung dibuka.
Upaya untuk mendapatkan konfirmasi dari penghuni rumah belum membuahkan hasil hingga berita ini diturunkan.
Percakapan yang viral itu menimbulkan berbagai spekulasi, warga setempat juga memilih untuk tidak banyak berkomentar mengenai situasi tersebut.
Sebelumnya, sebuah percakapan dalam bahasa Jawa antara seorang laki-laki dan perempuan yang diduga merupakan ibu dari admin Sistem Informasi Pencalonan (Silon) mendadak menjadi sorotan.
Percakapan ini pertama kali beredar di berbagai platform media sosial, salah satunya WhatsApp menimbulkan berbagai spekulasi di kalangan masyarakat. Berikut adalah terjemahan percakapan tersebut:
Dalam percakapan tersebut, laki-laki itu menanyakan apakah ponsel anak perempuan itu, yang diduga adalah admin Silon, sering dalam keadaan mati. Sang ibu menjawab bahwa ponsel anaknya jarang mati tapi hari ini dimatikan karena perintah dari pihak tertentu.
"Iya, HP anakku saat ini disuruh matiin semua, dua-duanya mati lho, Pak," ujar perempuan tersebut pada percakapan yang kamis 5 September 2024.
Laki-laki tersebut kemudian menanyakan kapan anaknya meninggalkan rumah, dan sang ibu menjelaskan bahwa hal itu terjadi setelah seorang teman dari anaknya menelepon.
Dalam percakapan itu, ibu tersebut menyebutkan bahwa anaknya, berada dalam situasi yang mengkhawatirkan karena terancam oleh dua kubu, yakni pihak Pak Dawam dan pihak Mbak Nunik.
"Temannya Wulan telepon saya, katanya minta didoakan karena Wulan dan Aris terancam dari kedua belah pihak, Pak," tambahnya.
Percakapan semakin mengarah ke dugaan keterlibatan politik ketika ibu tersebut mengungkapkan bahwa Aris diminta oleh pihak Mbak Nunik untuk memastikan bahwa data yang ada di Silon tidak bisa dibuka.
"Kan dulu Haris yang ngurusin datanya Pak Dawam, Pak," lanjut perempuan itu.
Sang ibu tampak khawatir dengan situasi yang dihadapi oleh anaknya, bahkan menyebut bahwa situasi ini seperti "simalakama" bagi anaknya. Dia juga menyoroti adanya dugaan tekanan politik dari pihak-pihak tertentu yang melibatkan KPU.
"Katanya di KPU premannya Mbak Nunik banyak, Pak," ujar perempuan tersebut dalam nada keprihatinan.