Bupati Ela Buka Festival Lada dan ruwat Desa Sukadana Baru. (Ist)
BestieIndonesiaNews.id, Lampung Timur – Desa Sukadana Baru, Kecamatan Marga Tiga, Kabupaten Lampung Timur, menyelenggarakan Festival Lada dan Ruwat Desa 2025, Kamis (26/6/2025).
Acara ini menjadi momentum penting untuk mengangkat potensi komoditas unggulan lada hitam sekaligus melestarikan tradisi lokal.
Hadir dalam kegiatan ini, Bupati Lampung Timur Ela Siti Nuryamah, yang secara simbolis membuka festival dengan memukul gong dan melepas burung perkutut.
Kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan ke rumah produksi gula merah, penyemaian bibit lada, dan demonstrasi alat perontok lada milik warga.
Bupati Ela Siti Nuryamah menyampaikan apresiasi kepada warga dan perangkat desa yang konsisten menjaga keberlangsungan lada sebagai komoditas unggulan daerah.
"Ada sekitar 5.000 hektare lahan lada di wilayah ini dengan produksi mencapai 1.138 ton lada hitam kering per tahun. Ini harus dipertahankan dan kalau bisa, ditingkatkan,” tegasnya.
Ela juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor yaitu Dinas Pertanian, Perdagangan, dan Pariwisata untuk mendampingi petani mulai dari budidaya hingga pengolahan dan pemasaran produk.
Ela mengungkapkan bahwa program pelatihan UMKM dan peningkatan kualitas produk lada akan masuk dalam penganggaran APBD Perubahan tahun ini.
Lebih lanjut, Ela menyatakan dukungannya agar petani lokal bisa mengelola penuh industri lada dari hulu ke hilir.
"Kalau bisa, semua proses dari pembibitan hingga distribusi dilakukan oleh masyarakat desa. Bahkan bibit hasil petani lokal harus bisa bersaing di luar wilayah," ungkapnya.
Agus Slamet Susanto, Ketua Panitia Festival, menuturkan bahwa acara ini bertujuan membangkitkan kejayaan lada hitam Sukadana Baru sekaligus memperkuat UMKM berbasis olahan lada.
"Ini adalah bentuk syukur masyarakat atas hasil bumi dan upaya menjaga warisan komoditas ekspor,” ujarnya.
Kepala Desa Sukadana Baru, Edi Kurnianto, menambahkan bahwa budidaya lada hitam di wilayah Dusun Gerem Pawiki telah berlangsung sejak 2003 dan menjadi sumber utama penghidupan warga.
Edi juga menyebut bahwa desa ini pernah mendapat sertifikat sebagai penyumbang devisa nasional lewat ekspor lada hitam.
"Kami sudah mengembangkan berbagai produk kuliner dari lada, termasuk kopi lada. Tantangan kami saat ini adalah pemasaran. Kami berharap dinas terkait bisa bantu membuka akses pasar lebih luas," kata Edi.
Festival ini juga diisi dengan beragam kegiatan budaya dan ekonomi, seperti pameran hasil tani, lomba kuliner berbahan lada, hingga pertunjukan seni tradisional.
Warga menyambut antusias kegiatan yang menjadi simbol kuatnya sinergi antara budaya, pertanian, dan ekonomi kerakyatan.