Program seribu asa PHE OSES dalam penangan gizi buruk dan stunting di kepulauan seribu. (Ist)
BestieIndonesiaNews.id, Kepulauan Seribu – Program Seribu Asa yang dijalankan PT Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE OSES) terus menunjukkan hasil nyata dalam menekan angka gizi buruk dan stunting di wilayah Kepulauan Seribu.
Melalui kelas montessori, intervensi gizi, serta pendampingan ibu hamil dan menyusui, program ini berhasil menurunkan jumlah anak dengan indikasi gizi buruk dan stunting secara signifikan sejak 2023.
PIC Program Seribu Asa, Gadis, menjelaskan bahwa sejak awal pelaksanaan di tahun 2023 terdapat 36 anak dengan indikasi stunting. Dari jumlah tersebut, dua anak dinyatakan berhasil lulus karena tumbuh kembangnya sudah sesuai kategori.
Pada tahun 2024 angka tersebut menurun menjadi 17 anak, dan di 2025 kembali berkurang menjadi hanya 9 anak.
“Pemberian makanan bergizi, vitamin, hingga metode kelas montessori terbukti membantu perkembangan anak. Selain itu, ada juga kelas untuk ibu hamil sebagai upaya pencegahan stunting sejak dini,” terang Gadis dalam kegiatan Media Visit PHE OSES di Kelurahan Pulau Kelapa, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Rabu (27/8/2025).
Selain stimulasi pendidikan dan gizi, program ini juga didukung dengan pembangunan jamban sehat di 13 rumah warga serta intervensi di 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yang melibatkan ibu hamil, ibu menyusui, serta calon pengantin (catin).
Intervensi stunting dari PHE OSES tersebut mencakup wilayah Kelurahan Pulau Kelapa, Pulau Panggang, dan Pulau Harapan.
Gadis menambahkan, peran kader Dasa Wisma sangat penting dalam program ini. Mereka tak hanya mendistribusikan makanan dan vitamin, tetapi juga mendampingi anak-anak hingga memastikan nutrisi benar-benar dikonsumsi.
"Bahkan komunikasi intensif dilakukan melalui grup WhatsApp bersama orang tua untuk memantau perkembangan harian anak," Kata Gadis.
Salah satu orang tua penerima manfaat, Zulyani, mengaku sangat terbantu dengan adanya program ini. Anaknya, Fatan, yang sebelumnya mengalami stunting kini telah menunjukkan perkembangan signifikan.
“Alhamdulillah, berat badan anak saya yang dulu hanya 10 kg sekarang sudah 12 kg. Tingginya juga bertambah jadi 96 cm. Terima kasih kepada PHE OSES dan semua pihak yang peduli,” ujarnya penuh haru.
Program Seribu Asa bukan sekadar memberikan bantuan, tetapi juga menjadi wujud kolaborasi lintas sektor, mulai dari kader kesehatan, PAUD, hingga Puskesmas.
Harapannya, keberhasilan ini bisa menjadi contoh nyata bagaimana intervensi stunting dan penanganan gizi buruk perlu dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan demi terciptanya generasi sehat dan berkualitas di masa depan.