BestieIndonesiaNews.id, Kepulauan Seribu – Suasana penuh semangat mewarnai kegiatan Media Visit PHE Offshore South East Sumatera (OSES) 2025, Rabu (27/8/2025).
Para peserta bersama petugas Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu melepas sepuluh ekor tukik penyu di Pantai Pulau Kelapa.
Momen tersebut tidak hanya menjadi simbol kepedulian terhadap pelestarian satwa laut, namun juga ajang edukasi pentingnya menjaga ekosistem penyu dari ancaman predator maupun ulah manusia.
Alfin, selaku PEH SPTN Wilayah 1 Pulau Kelapa, menjelaskan bahwa tukik yang dilepas merupakan hasil penetasan semi alami. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan peluang hidup penyu sejak menetas hingga menuju laut.
“Ancaman utama tukik biasanya datang dari predator alami seperti biawak dan bahkan manusia juga bisa jadi ancaman. Karena itu kami tetaskan secara semi alami. Selain itu, suhu pasir juga memengaruhi jenis kelamin tukik, kalau terlalu panas cenderung jadi jantan, kalau terlalu dingin biasanya betina,” ungkap Alfin.
Alfin menambahkan, meski tidak semua penyu akan kembali ke lokasi asal menetas, secara naluri penyu akan mencari tempat nyaman untuk bertelur.
Sayangnya, tantangan lain masih ada, seperti keberadaan tanggul beton di beberapa pulau yang membuat penyu sulit mendarat dan bertelur di pasir.
Dalam pelepasan tukik ini, peserta diarahkan untuk meletakkan tukik dengan posisi ekor menghadap laut. Cara ini bertujuan agar naluri penyu terpicu untuk berbalik arah menuju samudera.
“Dengan cara tersebut, kita membantu tukik mengikuti insting alaminya kembali ke laut. Harapannya, ketika dewasa nanti, penyu-penyu ini bisa kembali lagi untuk bertelur di sini,” pungkas Alfin.
Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen PHE OSES dalam mendukung konservasi lingkungan dan keberlanjutan ekosistem laut di Kepulauan Seribu.