BestieIndonesiaNews.id, Lampung Timur – Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Lampung Timur hingga 26 Januari 2025 mencapai 57 kasus.
Meski demikian, Dinas Kesehatan Lampung Timur terus mengambil langkah antisipasi dan penanganan guna mencegah peningkatan lebih lanjut.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Lampung Timur, Syaiful Burhan, menjelaskan bahwa surat edaran telah diterbitkan untuk meningkatkan kewaspadaan dini terhadap peningkatan kasus DBD, terutama di musim penghujan.
"Dinas Kesehatan telah menyampaikan surat edaran tersebut kepada seluruh sumber daya kesehatan serta lintas sektor di tingkat kecamatan dan desa," Ujar Syaiful, Senin 27 Januari 2025.
Syaiful melanjutkan, Beberapa poin penting dalam upaya pencegahan mencakup penjaringan kasus melalui penyelidikan epidemiologi, meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, dan pelaksanaan fogging fokus atau titik berdasarkan hasil penyelidikan di lapangan.
"Upaya di lapangan dilakukan secara terpadu dengan melibatkan Puskesmas dan desa, termasuk dalam kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)," Lanjutnya.
Syaiful menambahkan, Secara umum, seluruh kecamatan di Lampung Timur dikategorikan sebagai daerah sporadis DBD karena tingginya mobilitas penduduk dan kondisi lingkungan tropis yang mendukung perkembangbiakan nyamuk.
"Beberapa kecamatan yang mengalami peningkatan kasus awal tahun ini antara lain Batanghari, Pasir Sakti, Mataram Baru, Pekalongan, dan Raman Utara," Tambahnya.
Dinas Kesehatan terus memantau perkembangan kasus melalui sistem pelaporan surveilans dan komunikasi intensif dengan para tenaga kesehatan.
"Penyelidikan epidemiologi telah dilakukan untuk mendapatkan rekomendasi penanggulangan yang lebih tepat. Beberapa wilayah juga telah menjalankan fogging fokus, termasuk Puskesmas Sekampung, Adirejo, Karya Tani, Sukaraja Nuban, dan Pekalongan," Ungkapnya.
Selain itu, Dinas Kesehatan secara aktif memberikan edukasi kepada masyarakat melalui lintas sektor agar mereka segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat jika menunjukkan gejala DBD.
Edukasi ini juga bertujuan mengingatkan bahwa upaya pencegahan DBD membutuhkan kerja sama semua pihak, termasuk masyarakat, media, dan lembaga desa.
"DBD adalah masalah bersama, bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan. Kami mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan langkah pencegahan sejak dini,” tutup Syaiful.