Jaksa Masuk Sekolah SMA N 1 Sekampung Udik. ( rif )
BestieIndonesiaNews.id, Lampung Timur – Program "Jaksa Masuk Sekolah" (JMS) terus bergerak menjangkau berbagai pelosok di Lampung Timur.
Kali ini, program edukasi hukum dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Lampung Timur memasuki titik ke-13, dengan menyambangi SMAN 1 Sekampung Udik. Senin, 17 Februari 2025.
Acara ini tidak hanya diikuti oleh siswa SMAN 1 Sekampung Udik sebagai tuan rumah, tetapi juga melibatkan sekolah-sekolah lain dalam Sub Rayon 0824. Hadir dalam kegiatan ini siswa dari SMAN 1 Jabung, SMAN 1 Waway Karya, SMA Swasta As Sahil Waway Karya, SMA Maarif 3 Sekampung Udik, SMA Muhi 1 Sekampung Udik, SMA Hidayatul Mubtadiin Sekampung Udik, serta SMA Bakat Al Fatimiyah.
Kajari Lampung Timur, Agustinus Ba'ka Tangdidliling melalui Kasi Intelijen Kejari Lampung Timur, Muhammad Rony, menyampaikan bahwa memahami hukum sejak dini adalah langkah awal dalam membangun generasi yang sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga negara.
"Banyak anak muda yang rentan terjerumus dalam kasus hukum bukan karena niat jahat, tetapi karena ketidaktahuan. Melalui program ini, kami ingin memberikan pemahaman langsung kepada mereka tentang hukum, mulai dari peran kejaksaan, penyalahgunaan narkoba dan Bullying atau perundungan disekolah hingga konsekuensi dari tindakan melawan hukum. Lebih baik mencegah sejak dini dari pada harus berhadapan dengan hukum di kemudian hari," ujar Rony.
Dia juga menjelaskan bahwa program JMS ini tidak hanya bersifat sosialisasi satu arah, tetapi juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya langsung tentang berbagai persoalan hukum yang mereka temui dalam kehidupan sehari-hari.
"Kami ingin mengubah persepsi bahwa hukum itu menakutkan. Sebaliknya, hukum adalah perlindungan. Jika sejak sekolah mereka sudah memahami ini, maka masa depan mereka akan lebih baik," tambahnya.
Kepala SMAN 1 Sekampung Udik, Nafsiah, menyampaikan bahwa kehadiran Kejari Lampung Timur melalui program ini memberikan dampak positif bagi para siswa.
"Anak-anak kami tidak hanya mendapatkan teori dari buku, tetapi langsung mendengar dan berdiskusi dengan para jaksa. Ini pengalaman berharga yang mungkin tidak semua sekolah dapatkan. Yang lebih menarik, banyak dari mereka yang ternyata bercita-cita menjadi jaksa. Program ini membuka wawasan mereka bahwa mimpi itu bisa terwujud jika ada usaha dan niat yang kuat," tutur Nafsiah.
Nafsiah juga melanjutkan bahwa kegiatan seperti ini harus lebih sering dilakukan, karena dunia pendidikan tidak hanya tentang akademik, tetapi juga pembentukan karakter dan kesadaran hukum sejak dini.
Sesi diskusi dan tanya jawab menjadi momen yang paling menarik. Beberapa siswa dengan penuh semangat bertanya tentang proses menjadi jaksa, peran kejaksaan dalam penegakan hukum, hingga bagaimana cara menghindari tindakan melawan hukum di usia muda.
Antusiasme para siswa membuktikan bahwa edukasi hukum memang dibutuhkan sejak dini. Dengan pemahaman yang lebih baik, diharapkan mereka tumbuh menjadi generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kesadaran hukum yang tinggi.