Sosialisasi KIE Rawan Bencana 2025 di SMKN 1 Way Bungur. (Ist)
BestieIndonesiaNews.id, Lampung Timur – Pemerintah Kabupaten Lampung Timur melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggelar kegiatan Sosialisasi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Rawan Bencana Tahun 2025 di SMKN 1 Way Bungur, Rabu, 21 Mei 2025.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya sistematis pemerintah daerah dalam meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat, khususnya generasi muda, terhadap ancaman bencana alam yang kerap terjadi di wilayah Lampung Timur.
Sosialisasi ini dihadiri oleh Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Suwanto, Camat Way Bungur Lusi Apriyana, Kepala Pelaksana BPBD Lamtim Tabrani Hasyim, jajaran dari BPBD, serta kepala sekolah, guru, dan ratusan siswa SMKN 1 Way Bungur.
Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Suwanto menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata perhatian Pemkab terhadap pentingnya edukasi kebencanaan bagi kalangan pelajar.
Menurutnya, para siswa tidak hanya sebagai objek pendidikan, melainkan juga sebagai subjek perubahan yang diharapkan mampu menyebarkan informasi dan pengetahuan kepada lingkungannya.
"Kalian semua adalah generasi penerus yang akan memimpin bangsa ini ke depan. Bekal ilmu pengetahuan tentang kebencanaan sangat penting, karena bencana bisa datang kapan saja dan di mana saja. Pemahaman yang benar tentang risiko dan langkah mitigasi akan sangat menentukan keselamatan diri dan orang lain,” ujar Suwanto.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Lampung Timur, Tabrani Hasyim, memaparkan secara rinci berbagai jenis bencana yang berpotensi terjadi di Lampung Timur, khususnya di wilayah Way Bungur.
Wilayah ini dinilai cukup rawan terhadap bencana banjir dan angin puting beliung. Dia mengungkapkan pentingnya mengenali tanda-tanda awal bencana, cara bertindak cepat dan tepat, serta pentingnya membangun jaringan komunikasi yang efektif dalam situasi darurat.
"Dengan sosialisasi ini, kami ingin siswa-siswi memahami bagaimana bencana datang, apa saja dampaknya, dan yang paling penting adalah bagaimana cara menanggulanginya. Harapan kami, ilmu ini tidak berhenti di ruang kelas, tapi bisa kalian tularkan kepada teman, keluarga, dan masyarakat sekitar. Kalian adalah duta-duta kesiapsiagaan bencana yang akan membawa perubahan positif,” ungkap Tabrani.
Camat Way Bungur, Lusi Apriana, juga mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, langkah BPBD menggandeng sekolah dalam edukasi bencana merupakan pendekatan strategis yang sangat tepat.
"Kami berharap kegiatan seperti ini terus dilaksanakan secara rutin. Anak-anak sekolah adalah agen perubahan yang efektif. Semoga dari sosialisasi ini, mereka bisa menyampaikan kembali ilmu yang diperoleh kepada keluarga, tetangga, dan komunitas sekitar," Ujarnya.
Kepala SMKN 1 Way Bungur, Yusnida Febriyani Harahap, menyambut baik kegiatan ini sebagai bagian dari pendidikan karakter dan penguatan literasi bencana di lingkungan sekolah.
Dia juga menyampaikan bahwa SMKN 1 Way Bungur memiliki berbagai jurusan seperti Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), Tata Busana, Komunikasi dan Informatika, Akuntansi, hingga Teknik Otomotif. Dengan status akreditasi A, sekolah ini terus berkomitmen mendidik siswa secara holistik.
"Ilmu kebencanaan sangat relevan dengan kondisi geografis Lampung Timur. Kami berharap kegiatan ini mampu menanamkan pemahaman dan kebiasaan tanggap bencana sejak dini kepada siswa. Hal ini akan menjadi nilai tambah bagi mereka di masa depan,” tutur Ria -Sapaan Akrabnya-
Sosialisasi berlangsung dengan antusiasme tinggi dari para murid. Materi disampaikan secara interaktif oleh tim BPBD dengan pendekatan edukatif, termasuk simulasi sederhana menghadapi situasi darurat.
Para siswa terlihat aktif bertanya dan berdiskusi, menunjukkan tingginya rasa ingin tahu dan semangat belajar mereka.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata sinergi antara pemerintah daerah, BPBD, dan dunia pendidikan dalam membangun ketahanan masyarakat dari level paling dasar.
Diharapkan, kegiatan serupa dapat dilaksanakan secara berkelanjutan di sekolah-sekolah lain se-Lampung Timur guna memperkuat kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana.